Buat Yang Rindu Makah dan Madinah



Masih ingatkah Anda? Saat Anda dalam sebuah perjalan yang indah, yaitu disaat Anda dimudahkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan ibadah haji. Ada yang perlu dicermati dari yang tersembunyi dadalam hati akan suasana, perasan, angan-anagan dan harapan dibalik sebuah perjalan. Sungguh berbeda diasaat Anda berangkat dan di saat Anda kembali. Disaat Anda berangkat yang ada didalam benak anda adalah suasana kerinduan kepada kota Makah dan Ka'bah, kota  Madinah dan Rasulullah SAW. Mulai dari Anda melangkahkan kaki meninggalkan rumah Anda yang terbayang dalam diri Anda adalah segala kemulyaan. Anda menghayalkan segala keindahan ibadah haji mulai dari Towaf, Sai,Wukuf, melempar jumrah,menginap di Mina dan Muzdalifah dan saat-saat I''tikaf di Masjidil Haram . Andapun membayangkan saat indah di Masjid Nabawi di Madinah, Raoudhoh yang disebut oleh Rasulullah sebagai taman surga. Andapun mmbayangkan saat-saat indah bersalam di hadapan kubur manusia termulya Rasulullah SAW.  Dan masih banyak keindahan-keindahan yang Anda dengar dari para pembimbing yang semua itu tidak lain adalah penyubur ketaqwaan dan keimanan sekaligus kerinduan kepada Makah dan Madinah.
Dan sungguh, sesampai Anda di  Makah, andapun tidak sabar untuk segera melihat Ka'bah. Anda akan memasuki tempat yang  sangat mulya, anda memilih salah satu pintu menuju Ka'bah. Apakah Anda masih ingat saat itu hati Anda berdebar-debar sepanjang Anda  melangkah  didalam Masjidil Haram. Anda tidak menoleh kekiri dan kekanan, dan tanpa Anda sadari Anda telah tidak berkedip dengan bola mata yangan terus berputar-putar mencari makhluk Allah SWT yang bernama Ka'bah. Masih ingatkah Anda disaat mata ada tertuju kepada makhluk hitam segi empat itu tiba-tiba mata Anda telah deras mengucurkan air mata. Apakah Anda sadari jika itu adalah air mata kerinduan . Dan apakah Anda sadar sebab tangis yang  telah menguasai diri Anda saat itu. Anda bukan menangis karena benda hitam segi empat itu, akan tetapi dilubuk hati Anda terdalam tersimpan kerindun kepada orang mulya Rasulullah SAW yang pernah towaf di tempat ini. Tanpa Anda sadari Anda terbawa pada sebuah nostalgia dengan kekasih Anda Rasulullah SAW. Itulah  kenangan cinta yang pernah Anda rajut selama ini dengan sholawat yang anda baca, sejarah hidup beliau yanga Anda hayati dan kekaguman Anda kepada kekasih Allah Rasulullah SAW yang tertanam perlahan demi perlahan dimajlis-majlis ta'lim yang Anda hadiri.
Begitu juga disaat Anda "sai" antara Shofa dan Marwa dan  wukuf di Arafah lalu menginap di   Muzdalifah. Kemudian Anda  menuju ke mina untuk melempar jumroh hingga Anda Towaf Ifadhoh lalu mengakhiri ibadah haji Anda denga "tahallul" memotong sebagian kecil dari rambut anda . Yang semua itu Anda jalani dengan penuh semangat dan tanpa kenal lelah. Hingga di akhir kunjungan Anda di Makah Anda melakukan "Towaf Wada' " sebagai salam terakhir Anda kepada Ka'bah yang dengan derai air mata diam-diam hati Anda telah mengikat janji denga ka'bah untuk bisa sering-sering mengunjunginya. Sungguh itulah perjalanan cinta yang amat indah.
Dimadinah, ingatkah Anda dengan suasana yang amat dahsyat.  Hati Anda berdebar-debar disaat Anda memasulu kota suci Rasulullah SAW. Dan debar dada andapun semakin kencang  disaat anda berada di Raudhoh yang akhirnya debar itupun Anda pelihara dengan subur hingga meledak dalam suara parau salam anda yang dibarengai dengan derai air mata yang membasahi pipi Anda disaat Anda menghampiri kubur kekasih Anda Rasulullah SAW. Adakah Anda sadari sesak dan desak-desakan di tempat itu amat Anda nikmati? Hingga andapun ingin bertahan lebih lama dalam menghaturkan salam kepada Rasulullah SAW. Kaki Andapun Anda tancapkan kuat-kuat dilantai agar tidak bergeser menjauh dari kekasih Anda.Akan tetapi yang dibelakang Anda adalah orang-orang yang seperti Anda, para pecinta-pecinta Rasulullah SAW. Mereka dengan semangat kerindunya mendorong Anda dengan kuat dan andapun tergeser ketempat yang semakin jauh dari kekasih anda. Andapun saat itu semakin rindu dan cinta hingga ingin s ekaliuntuk bisa mengulang-ulang kisah kasih itu.
Seindah apapun suasana di Makah dan Madinah, andapun harus meninggalkan kota cinta yang penuh kenangan itu, karena Anda ada janji dengan tanggung jawab Anda di rumah.
Akan tetapi sadarilah! Suasana perjalanan seorang haji menuju rumahnya sangat berbeda dengan suasana keberangkatanya. Disaat  berangkat ia menbayangkan akan indahnya ibadah di tanah  suci. Akan tetapi saat perjalanan pulang ada bayang-banyang yang tanpa disadari menghantui sesorang haji baru. Terbayang sanjungan sanak saudara dan para sahabat. Terbetik di hati rasa bangga akan gelar barunya sebagi haji. Dan beragam godaan membuai hati sang haji. Buaian  ini kadang teramat kuat hingga sesorang begitu mudah melupakan  akan keindahan di kota suci. Sehingga mengenakan peci putih dan gelar "H" yang di tempelkan bersama namanya atau perkumpulan jamaah haji yang direncanakan harus diperhatikan dan di cermati .Jangan sampai semua berubah menjadi atribut kesombongan dan penghantar kepada kesia-siaan dalam ibadah haji. Dan sungguh bayang-banyang yang menjerumuskan akan semakin jelas  disaat seorang haji dalam perjalanan pulang  dari tanah suci menuju rumahnya . Lebih-lebih disaat duduk dirumah saat-saat awal keberadaanya dirumah saat dikunjungi oleh para tamu yang memohon doa.
 Semoga Allah SWT memberikan kepada kita kesadaran atas ini semua dan menjaga hati kita hingga senantiasa tulus dalam beramal karena Allah SWT.Wallahu a'lam bishshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan kritik dan saran anda........ komentar saja juga ok